Kita adalah Kumpulan Perjumpaan

Seperti kudapan-kudapan yang kita santap, telah pecah menjadi partikel-partikel kecil, dan merasuk dalam tubuh. Bentuk tubuh adalah hasil dari itu semua. Tentu dengan bagaimana partikel itu kita tindak. Mendiamkannya saja atau membuatnya bergerak dan menghasilkan bentuk tubuh yang kita kehendaki.

Satria A. Permana
3 min readSep 4, 2021

--

Photo by Prabir Kashyap on Unsplash

Seperti oksigen yang kita hirup, yang telah banyak memasuki tubuh orang-orang. Satu bagian kecil tinggal dalam tubuh kita, menetap dan mempengaruhi apa yang menjadi diri kita seperti saat ini.

Seperti halnya diri kita. Kita adalah kumpulan dari perjumpaan-perjumpaan yang membentuk pola pikir, akal, dan hati. Seperti petuah yang setidaknya pernah terdengar oleh kita, “jikalau kita dekat dengan penjual minyak wangi, maka kita akan wangi juga, begitu juga ketika kita dengan penjual minyak tanah.”

Pada beberapa kesempatan, pertanyaan tentang “jelaskan siapa dirimu?” selalu menjadi pertanyaan yang sukar untuk dijelaskan. Pertanyaan ini pada akhirnya merupakan pintu reflektif untuk mengetahui seberapa jauh mengenal diri kita sendiri.

Salah satu yang ku dapati dari beberapa diskusi adalah: kita adalah hasil dari kumpulan perjumpaan yang telah kita lalui. Mungkin akan terbesit bahwa orang-orang yang sering berinteraksi dengan kita akan lebih banyak mempengaruhi. Nyatanya tidak juga. Kita tidak tahu pasti sebelum mencoba berkaca dan melihat lebih jauh, hal apa saja yang terjadi dalam diri, dan apa saja yang mempengaruhinya.

Asumsiku, ada lima hal yang banyak mempengaruhi diri, yaitu:

  1. Keluarga
    Tidak dapat dipungkiri, keluarga menjadi hal terbesar yang membentuk diri kita seperti saat ini. Bagaimana orang tua mengasuh, bagaimana interaksi dengan saudara, semuanya terekam secara jasmani dan ruhani. Terpupuk bertahun-tahun.
  2. Manusia
    Sahabat adalah kelompok manusia kedua yang cukup memiliki pengaruh yang besar. Curhatan-curhatan kita dan solusi yang mereka tawarkan, tempat bermain, dan segala hal yang dilalui menjadi peran penting dalam pembentukan diri kita. Manusia lain yang juga memiliki peran penting adalah Guru yang mengajarkan kita banyak hal. Manusia-manusia yang kita jumpai sehari-hari juga tanpa sadar membentuk diri. Maka, maknai dan hargailah setiap perjumpaan yang ada. Kita tidak tahu, mana yang secara sadar maupun tidak, akan mempengaruhi kita.
  3. Lingkungan: pekerjaan, pendidikan, dll
    Pendidikan tentu menjadi salah satu bentuk lingkungan yang dominan. Gerbang perjumpaan dengan entitas-entitas lain yang belum pernah kita ketahui. Rasa penasaran dan luasnya pengetahuan menjadi dasar kuatnya pengaruh dari lingkungan tempat kita berada. Contoh lain adalah pekerjaan yang kita jalani sehari-hari, yang juga memiliki banyak pengaruh dan merasuk dalam diri. Apresiasi dan tampikan menjadi titik bercabang yang perlu kita pilih. Satu hal yang penting, adalah membuat diri tidak terseret dalam arus lingkungan begitu saja, tanpa tahu arah dan maksud.
  4. Konsumsi referensi
    Referensi dapat berupa musik, buku, maupun tokoh-tokoh yang kita idolakan. Mempelajari lebih dalam tentangnya kemungkinan besar akan menumbuhkan semangat untuk mencontoh maupun menolaknya mentah-mentah. Kita dapat belajar dari mereka tentang bagaimana mereka bersikap menghadapi hidup.
  5. Masalah, kegagalan, keberhasilan, atau lebih lembutnya: daya dukung alam
    Masalah hidup dan faktor alam menjadi hal yang juga bisa membentuk diri. Ujian adalah salah satunya. Bagaimana kita menghadapinya, akan menuntun kita pada diri yang bermacam-macam. Kedewasaan pilihan ini sebagian besar terbentuk atas empat poin sebelumnya. Menyelesaikan ujian ini menjadi pencapaian yang membuat kita lebih kuat. Mempelajari kesalahan hingga bencana yang menerpa diri menjadi batu loncatan yang kuat.

Meski demikian, kita seringkali tidak dapat memilih. Namun, belajar dari segala perjumpaan juga merupakan sebuah pilihan.

Pencapaian dan kepahayan adalah hasil dari apa saja yang membentuk kita. Tidak perlu terlampau bangga atau gundah berlama-lama. Ingat, kita tidak serta merta menjadi diri yang seperti saat ini, hanya karena diri kita seorang. Kita adalah akumulasi dari segala pertemuan.

Oke, kabar baiknya, selama kita masih bernafas, kita masih bisa merancang diri kita dengan memilih apa yang baik dan tidak untuk kita. Jika merasa diri sudah baik, tingkatkan. Jika belum, teruslah belajar hingga menemukan versi diri terbaik yang kita harapkan. Dan jangan terlalu larut membandingkan diri dengan orang lain. Ingat kembali, bahwa orang lain itu juga hasil dari apa yang ia jumpai sebelumnya.

Tangerang, 4 September 2021
10.23 PM

--

--